Sejarah Berdirinya Kabupaten Banyumas
Banyumas lebih dulu ada
dibandingkan dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia. ada dan tidaknya
negara Indonesia banyumas akan tetap ada. hehe... dari kultur budaya banyumas
yang terletak di provinsi Jawa Tengah memiliki dialek khas banyumasan.
dialek Bahasa yang berbeda dengan Jogja ataupun solo. banyak orang
bilang ngapak. hemm... padahal tahu ndak sich kalau banyumas itu
blakasuta. apa anane.... huruf a ya diwaca a dengan cetha. justru kalo
melihat sejarah bahasanya maka kemungkinan besar dari Banyumaslah bahasa
jawa itu berkembang. karena banyumas adalah bahasa rakyat tanpa
dipengaruhi unsur keraton. coba dihitung berapa orang banyumas yang
sampai sekarang masih menggunakan kata Raden. ini menandakan bahwa
banyumas itu orang kesatria yang bijak tanpa pamrih. Loch... kok jadi
bahas ini. ayo kita cari tahu tentang sejarah Kabupaten Banyumas.
langsung ke TKP...
Sejarah singkat Adipati MrapatKabupaten
Banyumas berdiri pada tahun 1582, tepatnya pada hari Jum`at Kliwon
tanggal 6 April 1582 Masehi, atau bertepatan tanggal 12 Robiul Awwal 990
Hijriyah. Dari hasil kajian sejarawan, arkeolog dan akademisi sehingga
Kemudian ditetapkan dengan Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Daerah
Tingkat II Banyumas Nomor 2 tahun 1990.
Keberadaan sejarah Kabupaten Banyumas
tidak terlepas dari pendirinya yaitu Raden Joko Kahiman yang kemudian
menjadi Bupati yang pertama dikenal dengan julukan atau gelar ADIPATI
MARAPAT (ADIPATI MRAPAT).
Riwayat singkatnya diawali dari jaman Pemerintahan Kesultanan PAJANG, di bawah Raja Sultan Hadiwijaya.
Kisah pada saat itu telah terjadi suatu
peristiwa yang menimpa diri (kematian) Adipati Wirasaba ke VI (Warga
Utama ke I) dikarenakan kesalah pahaman dari Kanjeng Sultan pada waktu
itu, sehingga terjadi musibah pembunuhan di Desa Bener, Kecamatan
Lowano, Kabupaten Purworejo. sewaktu Adipati Wirasaba dalam perjalanan
pulang dari pisowanan ke Paiang. Dari peristiwa tersebut untuk menebus
kesalahannya maka Sultan Pajang, memanggil putra Adipati Wirasaba namun
tiada yang berani menghadap.
Kemudian salah satu diantaranya putra
menantu yang memberanikan diri menghadap dengan catatan apabila nanti
mendapatkan murka akan dihadapi sendiri, dan apabila mendapatkan
anugerah/kemurahan putra-putra yang lain tidak boleh iri hati. Dan
ternyata diberi anugerah diwisuda menjadi Adipati Wirasaba ke
VII. Semenjak itulah putra menantu yaitu R. Joko Kahiman menjadi Adipati
dengan gelar ADIPATI WARGA UTAMA II.
Kemudian sekembalinya dari Kasultanan Pajang
atas kebesaran hatinya dengan seijin Kanjeng Sultan, bumi Kadipaten
Wirasaba dibagi menjadi empat bagian diberikan kepada iparnya.
1. Wilayah Banjar Pertambakan diberikan kepada Kyai Ngabei Wirayuda.
2. Wilayah Merden diberikan kepada Kyai Ngabei Wirakusuma.
3. Wilayah Wirasaba diberikan kepada Kyai Ngabei Wargawijaya.
4. Wilayah Kejawar dikuasai sendiri dan kemudian dibangun dengan membuka hutan Mangli dibangun pusat pemerintahan dan diberi nama Kabupaten Banyumas.
1. Wilayah Banjar Pertambakan diberikan kepada Kyai Ngabei Wirayuda.
2. Wilayah Merden diberikan kepada Kyai Ngabei Wirakusuma.
3. Wilayah Wirasaba diberikan kepada Kyai Ngabei Wargawijaya.
4. Wilayah Kejawar dikuasai sendiri dan kemudian dibangun dengan membuka hutan Mangli dibangun pusat pemerintahan dan diberi nama Kabupaten Banyumas.
Karena kebijaksanaannya membagi wilayah Kadipaten menjadi empat untuk para iparnya maka dijuluki Adipati Marapat.
Siapakah Raden Joko Kahiman itu ?
R. Joko Kahiman adalah putra R. Banyaksasro dengan ibu dari Pasir Luhur. R. Banyaksosro adalah putra R. Baribin seorang pangeran Majapahit yang karena suatu kesalahan maka menghindar ke Pajajaran yang akhirnya dijodohkan dengan Dyah Ayu Ratu Pamekas putri Raja Pajajaran. Sedangkan Nyi Banyaksosro ibu R. Joko Kahiman adalah putri Adipati Banyak Galeh (Mangkubumi II) dari Pasir Luhur semenjak kecil R. Joko Kahiman diasuh oleh Kyai Sambarta dengan Nyai Ngaisah yaitu putrid R. Baribin yang bungsu.
Dari sejarah terungkap bahwa R. Joko Kahiman adalah merupakan SATRIA yang sangat luhur untuk bisa diteladani oleh segenap warga Kabupaten Banyumas khususnya karena mencerminkan :
a. Sifat altruistis yaitu tidak mementingkan dirinya sendiri.
b. Merupakan pejuang pembangunan yang tangguh, tanggap dan tanggon.
c. Pembangkit jiwa persatuan kesatuan (Majapahit, Galuh Pakuan, Pajajaran) menjadi satu darah dan memberikan kesejahteraan ke kepada semua saudaranya.
R. Joko Kahiman adalah putra R. Banyaksasro dengan ibu dari Pasir Luhur. R. Banyaksosro adalah putra R. Baribin seorang pangeran Majapahit yang karena suatu kesalahan maka menghindar ke Pajajaran yang akhirnya dijodohkan dengan Dyah Ayu Ratu Pamekas putri Raja Pajajaran. Sedangkan Nyi Banyaksosro ibu R. Joko Kahiman adalah putri Adipati Banyak Galeh (Mangkubumi II) dari Pasir Luhur semenjak kecil R. Joko Kahiman diasuh oleh Kyai Sambarta dengan Nyai Ngaisah yaitu putrid R. Baribin yang bungsu.
Dari sejarah terungkap bahwa R. Joko Kahiman adalah merupakan SATRIA yang sangat luhur untuk bisa diteladani oleh segenap warga Kabupaten Banyumas khususnya karena mencerminkan :
a. Sifat altruistis yaitu tidak mementingkan dirinya sendiri.
b. Merupakan pejuang pembangunan yang tangguh, tanggap dan tanggon.
c. Pembangkit jiwa persatuan kesatuan (Majapahit, Galuh Pakuan, Pajajaran) menjadi satu darah dan memberikan kesejahteraan ke kepada semua saudaranya.

Dengan demikian tidak salah apabila MOTO DAN ETOS KERJA UNTUK Kabupaten Banyumas SATRIA.
Candra atau surya sengkala untuk hari jadi Kabupaten Banyumas adalah “BEKTINING MANGGALA TUMATANING PRAJA” artinya tahun 1582.
Bila diartikan dengan kalimat adalah “KEBAKTIAN DALAM UJUD KERJA SESEORANG PIMPINAN / MANGGALA MENGHASILKAN AKAN TERTATANYA ATAU TERBANGUNNYA SUATU PEMERINTAHAN”.
Berikut deretan sejarah yang telah mengisi tongkat estafet kepemimpinan Kabupaten Banyumas dari masa ke masa.
PARA ADIPATI DAN BUPATI SEMENJAK BERDIRINYA
KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 1582
1. R. Joko Kahiman, Adipati Warga Utama II (1582-1583)KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 1582
2. R. Ngabei Mertasura (1583-1600)
3. R. Ngabei Mertasura II (Ngabei Kalidethuk) (1601 -1620)
4. R. Ngabei Mertayuda I (Ngabei Bawang) (1620 – 1650)
5. R. Tumenggung Mertayuda II (R.T. Seda Masjid, R.T. Yudanegara I) Tahun 1650 – 1705
6. R. Tumenggung Suradipura (1705 -1707)
7. R. Tumenggung Yudanegara II (R.T. Seda Pendapa) Tahun 1707 -1743.
8. R. Tumenggung Reksapraja (1742 -1749)
9. R. Tumenggung Yudanegara III (1755) >> diangkat Patih Sultan Yogyakarta bergelar Danureja I.
10. R. Tumenggung Yudanegara IV (1745 – 1780)
11. R.T. Tejakusuma, Tumenggung Kemong (1780 -1788)
12. R. Tumenggung Yudanegara V (1788 – 1816)
13. Kasepuhan : R. Adipati Cokronegara (1816 -1830)
Kanoman : R. Adipati Brotodiningrat (R.T. Martadireja)
14. R.T. Martadireja II (1830 -1832) kemudian pindah ke Purwokerto (Ajibarang).
15. R. Adipati Cokronegara I (1832- 1864)
16. R. Adipati Cokronegara II (1864 -1879)
17. Kanjeng Pangeran Arya Martadireja II (1879 -1913)
18. KPAA Gandasubrata (1913 – 1933)
19. RAA. Sujiman Gandasubrata (1933 – 1950)
20. R. Moh. Kabul Purwodireja (1950 – 1953)
21. R. Budiman (1953 -1957)
22. M. Mirun Prawiradireja (30 – 01 – 1957 / 15 – 12 – 1957)
23. R. Bayi Nuntoro (15 – 12 – 1957 / 1960)
24. R. Subagio (1960 -1966)
25. Letkol Inf. Sukarno Agung (1966 -1971)
26. Kol. Inf. Poedjadi Jaringbandayuda (1971 -1978)
27. Kol. Inf. R.G. Rujito (1978 -1988)
28. Kol. Inf. H. Djoko Sudantoko (1988 – 1998)
29. Kol. Art. HM Aris Setiono, SH, S.IP (1998 – 2008)
30. Drs. H. Mardjoko, M.M. (2008 – sekarang)
Sebenarnya kalau bicara sejarah banyumas juga tidak terlepas dari sumur emas, ki mranggi, dan juga leluhur sebelumnya yang berada di kalibening dawuhan banyumas. dari desa dawuhanlah cikal bakal sejarah perkembangan kabupaten banyumas. untuk sejarahnya mungkin akan dibahas pada coretan-coretan berikutnya. salam banyumas satria...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar